
Bulldozer adalah tractor beroda rantai. Memiliki kemampuan traksi (tenaga dorong) yang besar. Dapat digunakan untuk pekerjaan mendorong, menggusur, meratakan, menarik (menyarad), dan dapat pula untuk menggali. Cukup efisien untuk kondisi medan kerja yang kasar sekalipun seperti daerah yang berbukit, berbatu, berhutan dan sebagainya. Mampu beroperasi pada tanah yang kering sampai pada yang lembab. Jarak pemindahan yang efektif adalah sampai 100 meter..
Ket:
1. Engine
(mesin)
2. Damper {peredam)
3. Universal joint (sambungan universal)
4. Transmission steering pump (pompa pengendali transmisi).
5. Hydroshift transmission (transmisi yang menggunakan sistim hidrolis).
6. Transfer (hidrolis)
7. Steering brake (rem kemudi)
8. Steering clutch (kopling kemudi)
9. Final drive {penggerak akhir)
10. Sprocket {sproket)
11. Bevel gear (roda gigi kerucut)
12. Track shoe (roda kelabang)
2. Damper {peredam)
3. Universal joint (sambungan universal)
4. Transmission steering pump (pompa pengendali transmisi).
5. Hydroshift transmission (transmisi yang menggunakan sistim hidrolis).
6. Transfer (hidrolis)
7. Steering brake (rem kemudi)
8. Steering clutch (kopling kemudi)
9. Final drive {penggerak akhir)
10. Sprocket {sproket)
11. Bevel gear (roda gigi kerucut)
12. Track shoe (roda kelabang)
Prinsip kerja mesin
tersebut adalah sebagai berikut :
Tenaga yang dihasilkan
oleh diesel engine diteruskan ke damper yang terpasang dan dibaut pada flywheel
(roda gila). Tenaga
akan diteruskan oleh damper ke output shaft lewat universal joint ke input
shaft dari hydroshift transmission.
Pada hydroshift transmission putaran di reduksi untuk mendapatkan kecepatan dan daya yang berbeda-beda disamping arah gerak pada traktor. Selanjutnya tenaga tersebut diteruskan ke bevel gear setelah melalui pinion gear.Pada bevel gear ini putaran tegak lurus diubah menjadi putaran mendatar. Dikedua ujung shaft dari bevel gear terpasang steering clutch yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan tenaga putaran dari shaft bevel gear ke final drive yang bertujuan menghentikan putaran salah satu rantai track traktor, yang mengakibatkan traktor dapat berbelok.
Tenaga dari bevel shaft melalui inner drum dari steering clutch yang terpasang
pada hub dari shaft bevel gear diteruskan ke outer drum dcngan terlebih
dahulu melalui disc dan plate dari steering clutch yang terpasang antara inner
& outer drum. Selanjutnya tenaga dari outer drum dengan terlebih dahulu melalui hub diteruskan ke pinion gear dari final drive. Pada final drive tenaga direduksi untuk memperkecil putaran dari Engine dan mengakibatkan daya yang lebih besar. Final drive shaft akan meneruskan tenaga ke roda gigi atau sprocket dan selanjutnya traktor bergerak pada trackshoe diatas tanah sesuai dengan tenaga, kecepatan dan arah yang
kita inginkan. Untuk dapat mengatur arah, kecepatan, membelok dan berhenti dengan
tidak mematikan mesin, kita dapat melakukan pengontrolan dari kursi operator, dengan menarik, mendorong dan menginjak lever (tuas·tuas) pedal dari alat-alat kontrol masing-masing sistem. Kontrol tadi akan menggerakkan komponen-komponen secara mekanis pada rem dan secara hidrolis pada steering dan hydroshift transmission.
Untuk menggerakkan pompa hidrolis yang menghasilkan tekanan dan aliran dari oli hidorlis yaitu tenaga dari putaran mesin, dan pompa hidrolis tersebut terpasang di bagian depan dari hydroshift transmission case.
Secara garis besarnya aliran
tenaga dari mesin ke powertrain pada traktor adalah sebagai berikut:
Ringkasan perawatan dan pengujian yang harus dilakukan pada
komponenkomponensistem pemindah daya.
Mesin pada alat berat sendiri merupakan
komponen penghasil tenaga sesuai dengan beban yang diterima alat berat.
Berbagai jenis mesn dipasangpada berbagai jenis alat berat. Mulai dari mesin
bertenaga 50 tenaga kuda hingga 1500 lebih tenaga kuda sering disematkan
produsen untuk alat berat. Mesin yang digunakan saat ini juga lebih condong ke
mesin diesel dengan teknologi yang lebih baru sehingga memberikan power lebih
dan tak boros bahan bakar.
Dalam sistem penggerak alat
berat, tenaga didapat dari mesin yang ditransmisikan ke komponen lainnya.
Berikut komponen – komponen utama sistem penggerak alat berat:
|
Komponen
|
Gambar kerja
|
|
1.
Transmisi salur – tenaga planetari dalam mekanisme penyalur
tenaga gerak pada waktu alat berjalan ataupun merubah arah. Penggantian
kopling digerakkan secara hidrolis.
Gigi
planet tersebut memungkinkan ganti kopling tanpa memperlambat mesin ataupun
berhenti.
|
|
|
2.
Pembagi momen/pembagi torsi memungkinkan 70% dari tenaga
mesin pada roda - gila sampai pada conventer torsi, sedang yang 30% langsung
pada transmisi.
Dengan diperolehnya torsi yang relatif tinggi, maka didapat pula penggunaan yang effisien terhadap tenaga. |
|
|
3.
Transmisi gerak - langsung biasanya mempunyai 5 kecepatan
untuk gaya tarik/drawbar.
Gigi-gigi transmisi ini haruslah dilumasi dengan oli khusus untuk transmisi. |
|
|
4.
Gigi reduksi gerak akhir dilumasi dengan tekanan penuh dan
dilengkapi dengan filter. Ada juga mekanisme ini yang menggunakan gigi
reduksi ganda untuk menyerap beban torsi yang tinggi, ada pula yang menggunakan gigi
planetari agar beban dapat "menyebar". Biasanya gigi-gigi tersebut
dibuat dari baja nikel tuang.
|
|
|
5.
Kopling setir multi piringan didinginkan dengan ali,
dioperasikan dengan sistim hidrolis, begitu pula kampas remnya. Untuk memudahkan
operasi, mekanisme untuk pengendalian kopling setir dan rem digunakan
handel-handel dengan tangan.
|
|
Semua komponen tersebut akan mengalirkan
tenaga dari mesin. oleh sebab itu, komponen – komponen tersebut tidak boleh
sembarangan diganti. Sebagai komponen akhir sistem penggerak alat berat ialah
roda. Di alat berat bulldozer komatsu ini menggunakan track shoe. Alat berat
dengan track shoe memiliki power mesin yang lebih besar karena digunakan di
area medan kerja yang ekstrim seperti tanah hingga bebatuan. Tak hanya itu,
penggunaan mesin bertenaga besar dikarenakan alat berat sendiri memiliki berat
bodi yang besar sehingga dibutuhkan tenaga lebih untuk menggerakkannya.
Sistem pemindah daya pada alat berat
membutuhkan perawatan berkala untuk
menjaga agar sistem dalam kondisi yang baik. Perawatan yang diperlukan dalam
sistem pemindah daya meliputi:
menjaga agar sistem dalam kondisi yang baik. Perawatan yang diperlukan dalam
sistem pemindah daya meliputi:
a.
Perawatan dan penggantian oli transmisi/transfer gear/differential
dan final
drive
drive
Oli transmisi, transfer gear, differential
dan final drive merupakan bagian yang
penting dalam mendukung kinerja sistem pemindah daya. Hal yang perlu
diperhatikan adalah:
penting dalam mendukung kinerja sistem pemindah daya. Hal yang perlu
diperhatikan adalah:
Ø Memperhatikan interval jadwal penggantian
Penggantian oli transmisi, transfer gear,
differential, dan final drive harus dilakukan secara terjadwal
sesuai panduan buku manual.
Ø Memperhatikan spesifikasi kekentalan oli
Dalam melakukan perawatan dan penggantian oli
transmisi, transfer gear,
differential, maupun final drive harus diperhatikan spesifikasi kekentalan oli yang digunakan sesuai panduan buku manual.
differential, maupun final drive harus diperhatikan spesifikasi kekentalan oli yang digunakan sesuai panduan buku manual.
b.
Melakukan
servis oli transmisi
Servis oli transmisi dibutuhkan untuk membantu
analisa kerusakan pada sistem
transmisi. Hal yang perlu diperhatikan dalam servis oli transmisi antara lain:
transmisi. Hal yang perlu diperhatikan dalam servis oli transmisi antara lain:
Ø Lakukan pengoperasian transmisi beberapa menit
untuk memanaskan oli
transmisi
transmisi
Ø Parkirkan unit alat berat dan nonaktifkan
semua perangkat hidrolik
Ø Lepaskan sumbat tap oli transmisi, tempatkan
oli transmisi pada tempat yang
sesuai, amati adanya logam atau material lain yang menempel pada drain plug dan oli transmisi. Informasi ini dapat digunakan untuk menganalisis kerusakan transmisi
sesuai, amati adanya logam atau material lain yang menempel pada drain plug dan oli transmisi. Informasi ini dapat digunakan untuk menganalisis kerusakan transmisi
Ø Lepaskan dan ganti filter transmisi
Ø Lepaskan strainer dan amati adanya
logam atau material lain pada magnet pada
strainer untuk membantu analisis kerusakan transmisi
strainer untuk membantu analisis kerusakan transmisi
Ø Pasang kembali strainer isi oli
transmisi dengan yang baru.
c.
Stall
testing
Stall test dilakukan untuk menguji performa engine, torque converter
transmisi
serta sistem rem dalam satu kesatuan uji. Pengujian ini dapat mengidentifikasi
terjadinya gangguan pada engine, torque converter serta gangguan transmisi. Stall test memungkinkan turbine runner dalam kondisi stall/berhenti sedangkan pump impeller dalam kondisi putaran engine penuh. Untuk mencapai hal ini, unit alat berat harus dalam kondisi tetap diam dengan kondisi rem diaktifkan penuh dan tuas transmisi pada posisi Drive (D). Stall test dilakukan saat oli transmisi dalam kondisi temperatur kerja normal (760C – 1120C). Setelah dilakukan stall test, maka dapat diketahui nilai rpm stall sebagai dasar untuk menganalisis kondisi sistem pemindah daya.
serta sistem rem dalam satu kesatuan uji. Pengujian ini dapat mengidentifikasi
terjadinya gangguan pada engine, torque converter serta gangguan transmisi. Stall test memungkinkan turbine runner dalam kondisi stall/berhenti sedangkan pump impeller dalam kondisi putaran engine penuh. Untuk mencapai hal ini, unit alat berat harus dalam kondisi tetap diam dengan kondisi rem diaktifkan penuh dan tuas transmisi pada posisi Drive (D). Stall test dilakukan saat oli transmisi dalam kondisi temperatur kerja normal (760C – 1120C). Setelah dilakukan stall test, maka dapat diketahui nilai rpm stall sebagai dasar untuk menganalisis kondisi sistem pemindah daya.
Berikut pelumas yang di butuhkan untuk
perawatan pemindah daya pada alat berat
1.
Pelumas dengan
klasifikasi API GL-5 adalah pelumas khusus yang diformulasikan untuk penggunaan
pada axle/gardan.
2.
Pelumas dengan
klasifikasi API GL-4 adalah pelumas khusus yang diformulasikan untuk penggunaan
pada gearbox/ roda gigi.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar